Banjir Bandang Dipicu Kerusakan Kawasan Hutan
Ilustrasi banjir
GARUT--(KIBLATRIAU.COM)-- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana mengatakan bencana banjir bandang yang terjadi di wilayah Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, salah satu pemicunya adalah kerusakan kawasan hutan. Dengan kondisi tersebut, menurutnya perlu dilakukan reboisasi. "Ada penggundulan di situ (kawasan hutan), mau tidak mau harus dilakukan reboisasi, termasuk nanti penetapan tata letak betul, harus dengan kajian lingkungan. (bukan hanya di bagian hulu) sebetulnya di bawah juga ada yang rusak, akumulasi. Tapi poinnya adalah bagaimana kita menumbuhkan kembali (pohon tegakan), poinnya di situ," kata Nurdin, Ahad (7/11).
Dengan terjadinya bencana banjir bandang itu, idealnya, menurut Sekda perlu dilakukan treatment berupa reboisasi. Dari beberapa kejadian banjir di Garut, kaitannya selalu dengan kondisi kawasan hutan yang rusak."Termasuk yang sekarang di selatan, (Kecamatan) Pameungpeuk. Itu kan kasusnya memang terjadi penggundulan di Gunung Kasur, sehingga airnya tidak tertahan, akhirnya seperti itu (banjir). Saat hujan agak besar dan lama, pasti volumenya (air) itu sampai debitnya memenuhi permukaan sungai hampir 15 meter dari permukaan sungai. Sukaresmi lebih banyak ke ini (gundul) ya pepohonan di atasnya. Kalau akumulasi di atasnya, muaranya ke sungai. Air tidak tertangkap pepohonan karena gundul, karena tidak ada akar yang mengikat jadilah seperti ini (banjir bandan)," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Daris Hilman mengatakan bahwa berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dilakukan, ada lima rumah yang terdampak banjir bandang. Lima rumah itu berada di Kampung Cilegong, Desa Sukalilah."Saat kejadian, banjir bandang menerjang dua desa, yaitu Sukalilah dan Sukajaya. Dua rumah rusak berat dan tiga lainnya terendam lumpur setinggi 30 sentimeter," terang Daris.(Net/Hen)
Tulis Komentar